
Kanker payudara (Carcinoma mammae) menyerang pada jaringan payudara yang merupakan penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174. Penyakit ini secara pasti belum diketahui penyebabnya, karena termasuk penyakit yang multifaktorial. Namun beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (Soetrisno, 1988).
- Mastektomi, adalah operasi pengangkatan payudara baik sebagian maupun keseluruhan dari payudara.
- Penyinaran/radiasi, adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi
- Kemoterapi, adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Sebuah pepatah lama yang tetap relevan sepanjang zaman mengungkapkan bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati. Langkah antisipatif yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan adalah membiasakan pola hidup sehat dengan melakukan beberapa hal di antaranya :
- Kurangi makanan berlemak tinggi, seperti mentega, margarine, dan santan. Lebih baik dapatkan asupan lemak alami dari kacang-kacangan atau biji-bijian. Hindari mengkonsumsi jeroan, otak, makanan berkuah santan kental, kulit ayam dan kuning telur. Pilihlah daging tanpa lemak, makanan berkuah bening, susu rendah lemak, susu kedelai, yogurt, putih telur, dan ikan sebagai sumber protein yang baik
- Sedapat mungkin hindari bahan pangan atau bahan pengawet yang dalam jangka panjang dapat menjadi pemicu kanker.
- Pilih makanan atau minuman yang berwarna putih alami (bukan di-bleach). Gunakan pewarna dari bahan makanan misalnya warna coklatnya dari bubuk coklat, merahnya strowbery, kuningnya kunyit, dan hijaunya daun suji. Jangan menambahkan saus, kecap, garam dan bumbu-bumbu penyedap secara berlebihan. Perbanyak makan buah dan sayuran.
- Pilih makanan dengan metode memasak dikukus, direbus, atau ditumis dengan sedikit minyak, karena teknik pengolahan makanan juga mempengaruhi mutu makanan.
- Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas sehari, hindari minuman beralkohol, bersoda dan minuman dengan kandungan gula dan kafein tinggi. Perbanyak minum jus sayuran dan buah, karena sayuran dan buah baik untuk menjaga dan memelihara kesehatan.
Bagaimana untuk Anda yang sudah terkena penyakit kanker payudara? Melakukan pengobatan seperti yang biasa dilakukan di atas selain tidak semua orang mampu dari sisi biaya, juga banyak faktor resiko lainnya. Karena itu tidak ada salahnya Anda mengubah ikhtiar dengan melakukan pengobatan murah, aman dan tanpa resiko yaitu dengan pengobatan herbal TEMU PUTIH. TEMU PUTIH dengan kandungan bahan alaminya dapat meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus dapat melawan berkembangnya sel kanker di dalam tubuh. Dalam jangka pendek kandungan kurkumin yang terdapat di dalamnya dapat mengisolir sel kanker sehingga efektif membuatnya tidak menyebar, dan jangka panjang dapat menggerogoti sel kanker tersebut hingga mematikannya. Keuntungan dari menggunakan dari herbal TEMU PUTIH yang dibuat sesuai standar GMP ini adalah lebih aman tanpa efek samping. Selain lebih higienis dan terdaftar secara legal di BPOM RI herbal TEMU PUTIH juga dibuat di pabrik modern dan halal. Saatnya lindungi diri Anda dan orang sekitar Anda dari kanker payudara, saatnya Anda mengobati kanker payudara dengan faktor resiko yang lebih kecil tapi peluang kesembuhan tetap besar.
Oleh : Harmonis Santara (disarikan dari berbagai sumber)