Hati-hatilah,
bila Anda atau orang di sekitar Anda tiba-tiba terserang demam dengan suhu
tubuh yang tinggi, sakit kepala, merasakan sakit pada persendian, merasakan
ngilu pada tulang, dan muncul ruam (bintik merah) pada kulit tubuh, segera
periksakan diri ke dokter. Boleh jadi itu adalah gejala penyakit ‘Chikungunya.’
Apalagi, pada kondisi cuaca yang kurang menentu seperti sekarang ini. Apa
penyebab, dan bagaimana pencegahan, serta pengobatan chikungunya? Berikut
pembahasannya.
Kata ‘chikungunya’
berasal dari bahasa Swahlii, yang artinya
"berubah bentuk atau bungkuk". Sebutan ini
beralasan mengingat postur penderita chikungunya memang kebanyakan akan
membungkuk akibat nyeri hebat pada persendian tangan dan kaki. Chikungunya disebabkan oleh virus Togaviridae (genus alphavirus)
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang juga menularkan penyakit demam berdarah. Yang membedakannya, bila
sakit demam berdarah dapat menyebabkan kematian, sedangkan chikungunya tidak
menyebabkan kematian, tapi untuk beberapa kasus dapat menyebabkan kelumpuhan
sementara. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dengan berbagai lapisan
usia, termasuk anak-anak. Pada penderita usia lanjut dapat mengalami sakit berulang pada
sendi yang berlangsung hingga beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Di Indonesia
chikungunya dilaporkan pertama kali tahun 1973 di Samarinda. Masa
inkubasinya dua sampai empat hari, sementara manifestasi rasa sakitnya berlangsung tiga
sampai sepuluh hari. Hingga sejauh ini, belum
ditemukan obat antivirus yang menyebabkan chikungunya. Penyakit ini
bersifat self limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya. Karena itu, obat-obatan
yang diberikan dokter pun biasanya
hanya sebatas untuk mengurangi gejala saja, seperti
penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Sebagaimana
berbagai penyakit lain yang disebabkan oleh virus, maka chikungunya ini
potensial menyerang orang dengan daya tahan tubuh yang rendah.
Bagaimana cara
mengobatinya? Hingga kini vaksin maupun obat khusus chikungunya belum ada yang
spesifik. Pengobatan yang diberikan hanya sebatas pereda gejala (simptomatik) seperti obat penurun
panas dan penghilang rasa sakit. Yang paling penting lainnya adalah cukup
istirahat, minum air putih yang banyak disertai memperbanyak konsumsi makanan
bergizi, termasuk konsumsi buah-buahan segar. Selain itu, mengkonsumsi herbal
yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar virus pemicu chikungunya tidak
terus berkembang dalam tubuh sangat diperlukan. Anda dapat mengkonsumi secara
rutin NIGELLA PLUS, madu Salsabilla, mengkonsumsi SALAM FIT bagi anak-anak,
atau beberapa herbal AHAD-NET lainnya yang berkhasiat sebagai peningkat daya
tahan tubuh.
Pencegahan
penyakit chikungunya yang paling efektif adalah dengan melindungi diri dari jenis nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini biasanya muncul pada pagi
hingga sore hari dan menyukai air bersih yang tergenang, seperti bak mandi atau
pot bunga. Karena itu mengurangi jumlah air yang menggenang, rutin melakukan
pembersihan untuk mencegah berkembangnya bintik nyamuk, atau melakukan
penyemprotan secara berkala adalah hal penting untuk dilakukan. Selain itu,
perkuat pertahanan tubuh dari dalam dengan rutin mengkonsumsi NIGELLA PLUS,
madu Salsabilla, atau SALAM FIT. Penting untuk Anda diketahui bahwa saat
seseorang digigit oleh nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus
yang membawa virus cikungunya, virus itu akan tetap aktif dalam tubuh selama
enam bulan ke depan. Virus itu akan memicu datangnya penyakit saat daya tahan
tubuh seseorang menurun. Anda ingin cepat sembuh atau terhindar dari
chikungunya? Konsumsilah herbal yang
direkomendasikan mulai dari sekarang. (HRM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar