“… DAN DIA (ALLAH) JADIKAN SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA, MAKA BEROBATLAH KALIAN, TETAPI JANGAN BEROBAT DENGAN YANG HARAM.’’ (HR. ABU DAUD)

Minggu, 24 Agustus 2008

BAHAYA POLUSI TERHADAP KESEHATAN JANTUNG BISA MENYEBABKAN KEMATIAN MENDADAK


Tahukah Anda, ternyata kompor gas, minyak tanah, dan pendingin ruangan bisa mengakibatkan serangan jantung mendadak. Selama ini, asap rokok, hipertensi, kolesterol, diabetes, dan stress dianggap sebagai penyebab penyakit jantung. Hanya itu saja? Tidak. Ternyata polusi udara juga bisa menyebabkan penyakit mematikan itu.


Menurut dr. R Mohammad Yogiarto, Sp.JP (k). Kepala Departemen Kardiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya, polusi udara telah terbukti secara klinis dan epidemiologis bisa berakibat buruk pada kesehatan jantung. Ada beberapa polutan di udara yang secara signifikan menyebabkan penyakit jantung. Jelas Yogiarto. Lebih lanjut, dr Yogiarto mencontohkan, nitrogen dioxide (NO2) yang merupakan satu diantara sekian banyak polutan yang berbahaya, dalam jangka pendek bisa menyebabkan penyakit jantung.

Beberapa studi menunjukkan bahwa dalam waktu singkat polutan ini bisa menyebabkan penyakit jantung. Ungkap dr Yogiarto. Sebagai polutan, NO2 merupakan komponen asap kota yang terdapat dimana-mana. Ia dihasilkan dari pembakaran minyak bumi yang berasal dari sumber tetapmaupun bergerak.

Yang perlu diperhatikan, ternyata konsentrasi NO2 di rumah lebih tinggi ketimbang di luar rumah. Khususnya pada rumah tangga yang menggunakan kompor gas atau kompor minyak tanah. Akan lebih parah lagi jika menggunakan pendingin ruangan. Selain sebagai penyebab penyakit jantung, sebenarnya NO2 juga dapat menimbulkan infeksi saluran pernafasan, iritasi mata, pemicu asma, dan gangguan fungsi paru, terang dokter yang juga sebagai konsultan kardiologis ini.

ASAP ROKOK
Selain itu, polusi gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari pembakaran tembakau (rokok) juga menyebabkan penyakit jantung. Lebih lanjut dr Yogiarto menjelaskan, afinitas (penggabungan) CO terhadap hemoglobin, 210 kali lebih besar daripada O2, sehingga bila kadar CO Hb sama atau lebih besar, bisa mengakibatkan nekrosis (kematian sel) otot jantung.

Gas CO memiliki kemampuan mengikat hemoglobin lebih kuat dari oksigen, sehingga sel tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, terjadi penyempitan pembuluh darah karena tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi tersebut. Dalam waktu yang lama dan terus menerus, akan mengakibatkan atheroklerosis (penyempitan pembuluh darah) di jantung.

Sebatang yang dibakar akan mampu menghasilkan tiga hingga 6 persen gas CO, jelas ayah dua anak ini. Jadi, jika tiga batang rokok, tingkat polusi CO yang dihasilkan telah menyamai sebuah pabrik, kata dr Yogiarto. Pada tingkatan tertentu, semua polutan bisa mengakibatkan kematian otot-otot jantung, karena pembuluh darah arteri koroner yang berfungsi menyuplai darah, nutrisi, dan oksigen untuk otot jantung mengalami penyumbatan. Kondisi yang demikian dikenal dengan serangan jantung akut.

Nah, jika otot jantung mati, maka fungsi jantung sebagai pemompa darah untuk semua organ tubuh mengalami gangguan. Intinya, semua pasokan darah beserta zat makanan di dalamnya untuk kebutuhan tubuh dari ujung rambut, sampai ujung kaki akan terganggu.

GEJALA
Menurut dr Yogiarto, semua keluhan penyakit jantung apapun pemicunya, tidak ada yang beda. Biasanya, nyeri dada. Seperti ditindih beban berat, ditusuk-tusuk, atau juga terasa diremas. Walaupun bisa saja dirasakan berbeda. Biasanya nyeri dirasakan di dada kiri dan menjalar ke lengan kiri, jelasnya.

Penderita serangan jantung akut akan merasakan nyeri dada khas akibat terhentinya pasokan darah ke otot jantung. Dapat dikatakan bahwa nyeri dada yang dirasakan oleh pasien yang mengalami serangan jantung itu merupakan jeritan dari otot jantung yang terhenti pasokan oksigen dan zat makanan lain untuknya.” Hei, gua ini tidak dapat oksigen nih!?” ungkap Yogiarto menirukan jeritan otot jantung.

Bermacam-macam manifestasi nyeri dada dapat dirasakan. Mulai dari terasa terhimpit barang berat, rasa dibakar, rasa diremas, dipelintir sampai dengan rasa diris-iris. Nyeri dada khas ini lebih dikenal dengan istilah angina pectoris. Biasanya berlangsung lebih dari 20 menit. Nyeri dada ini tidak hilang dengan istirahat dan juga tidak hilang dengan pemberian obat nitrat di bawah lidah. Rasa nyeri di dada ini sering menjalar ke lengan kiri sampai ke jari-jari tangan. Terasa tembus sampai ke punggung dan dapat pula sampai ke leher sehingga terasa seperti dicekik dapat juga ke rahang bawah. Nyeri juga bisa menjalar ke ulu hati.

Serangan jantung akut ini biasanya diikuti dengan keringat yang bercucuran yang sering melebihi pekerja berat, tetapi dikeluhkan sebagai keringat dingin. Disamping itu ada juga serangan jantung yang seolah-olah tanpa gejala. Pasien hanya merasakan tak enak di dada. Keadaan ini dikenal sebagai Silent Myocardial Infarction.

PEMERIKSAAAN PENUNJANG
Tergantung kebutuhannya, beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyakit jantung. Misalnya dengan Elektrokardiogram (EKG) atau foto roentgen.

Dari foto roentgen dapat dilihat ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Disamping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak bisa dilihat dari foto roentgen ini. Bila dari semua pemeriksaan di atas diagnosa PJK belum berhasil di tegakkan, biasanya dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill.

Selain itu, biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan melakukan kateterisasi jantung. Pemeriksaan ini sampai sekarang masih merupakan ‘Golden Standard’. Karena dapat terlihat jelas tingkat penyempitan dari pembuluh arteri koroner.

KATETERISASI
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan selang seukuran ujung lidi. Siang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat rontgent ke muara pembuluh koroner untuk mengetahui apakah terjadi penyempitan.

Hasil kateterisasi jantung ini dijadikan patokan untuk pengobatan. Apakah cukup hanya dengan obat saja, atau mungkin memerlukan intervensi lain seperti, balonisasi (peniupan) atau pemasangan stent (semacam penyangga seperti cincin atau gorong-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya penyempitan). Namun, bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas koroner.


Sumber:Lembaga Kajian Pembangunan Kesehatan

Tidak ada komentar: