“… DAN DIA (ALLAH) JADIKAN SETIAP PENYAKIT ADA OBATNYA, MAKA BEROBATLAH KALIAN, TETAPI JANGAN BEROBAT DENGAN YANG HARAM.’’ (HR. ABU DAUD)

Rabu, 12 November 2014

Waspadalah, Chikungunya Mengintai!



Hati-hatilah, bila Anda atau orang di sekitar Anda tiba-tiba terserang demam dengan suhu tubuh yang tinggi, sakit kepala, merasakan sakit pada persendian, merasakan ngilu pada tulang, dan muncul ruam (bintik merah) pada kulit tubuh, segera periksakan diri ke dokter. Boleh jadi itu adalah gejala penyakit ‘Chikungunya.’ Apalagi, pada kondisi cuaca yang kurang menentu seperti sekarang ini. Apa penyebab, dan bagaimana pencegahan, serta pengobatan chikungunya? Berikut pembahasannya.

Kata ‘chikungunya’ berasal dari bahasa Swahlii, yang artinya "berubah bentuk atau bungkuk". Sebutan ini beralasan mengingat postur penderita chikungunya memang kebanyakan akan membungkuk akibat nyeri hebat pada persendian tangan dan kaki. Chikungunya disebabkan oleh virus Togaviridae (genus alphavirus) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang juga menularkan penyakit demam berdarah. Yang membedakannya, bila sakit demam berdarah dapat menyebabkan kematian, sedangkan chikungunya tidak menyebabkan kematian, tapi untuk beberapa kasus dapat menyebabkan kelumpuhan sementara. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dengan berbagai lapisan usia, termasuk anak-anak. Pada penderita usia lanjut dapat mengalami sakit berulang pada sendi yang berlangsung hingga beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Di Indonesia chikungunya dilaporkan pertama kali tahun 1973 di Samarinda. Masa inkubasinya dua sampai empat hari, sementara manifestasi rasa sakitnya berlangsung tiga sampai sepuluh hari. Hingga sejauh ini, belum ditemukan obat antivirus yang menyebabkan chikungunya. Penyakit ini bersifat self limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya. Karena itu, obat-obatan yang diberikan dokter pun biasanya hanya sebatas untuk mengurangi gejala saja, seperti penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Sebagaimana berbagai penyakit lain yang disebabkan oleh virus, maka chikungunya ini potensial menyerang orang dengan daya tahan tubuh yang rendah.

Bagaimana cara mengobatinya? Hingga kini vaksin maupun obat khusus chikungunya belum ada yang spesifik. Pengobatan yang diberikan hanya sebatas pereda gejala (simptomatik) seperti obat penurun panas dan penghilang rasa sakit. Yang paling penting lainnya adalah cukup istirahat, minum air putih yang banyak disertai memperbanyak konsumsi makanan bergizi, termasuk konsumsi buah-buahan segar. Selain itu, mengkonsumsi herbal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar virus pemicu chikungunya tidak terus berkembang dalam tubuh sangat diperlukan. Anda dapat mengkonsumi secara rutin NIGELLA PLUS, madu Salsabilla, mengkonsumsi SALAM FIT bagi anak-anak, atau beberapa herbal AHAD-NET lainnya yang berkhasiat sebagai peningkat daya tahan tubuh.


Pencegahan penyakit chikungunya yang paling efektif adalah dengan melindungi diri dari jenis nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini biasanya muncul pada pagi hingga sore hari dan menyukai air bersih yang tergenang, seperti bak mandi atau pot bunga. Karena itu mengurangi jumlah air yang menggenang, rutin melakukan pembersihan untuk mencegah berkembangnya bintik nyamuk, atau melakukan penyemprotan secara berkala adalah hal penting untuk dilakukan. Selain itu, perkuat pertahanan tubuh dari dalam dengan rutin mengkonsumsi NIGELLA PLUS, madu Salsabilla, atau SALAM FIT. Penting untuk Anda diketahui bahwa saat seseorang digigit oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang membawa virus cikungunya, virus itu akan tetap aktif dalam tubuh selama enam bulan ke depan. Virus itu akan memicu datangnya penyakit saat daya tahan tubuh seseorang menurun. Anda ingin cepat sembuh atau terhindar dari chikungunya? Konsumsilah herbal yang direkomendasikan mulai dari sekarang. (HRM)    

Tidak ada komentar: